Jumat, 22 Mei 2015

"NEGARA OPLOSAN"



“NEGERI OPLOSAN”
*Yoyarib Mau

Pecinta dangdut akan terhipnotis jika hits “Oplosan (House Koplo)” diperdengarkan dimana-mana, lagu ciptaan Nur Bayan dan dipopulerkan oleh Penyanyi dangdut Wiwik Sagita yang beberapa waktu lalu meraih penghargaan dalam program penghargaan bagi insan Dangdut, MNCTV Dangdut award sebagai pemenang lagu Dangdut paling populer di tahun 2014 mengalahkan Sakitnya Tuh Di Sini koleksi Cita Citata. Lirik Oplosan berisi ajakan untuk menghentikan konsumsi minuman keras. Tak puas hanya minuman keras dari pabrik, warga mengoplos sendiri minuman tersebut dengan kandungan lain hingga meningkatkan kadar alkoholnya di atas kemampuan tubuh. Kreasi kesenian yang sarat pesan moral itu.

Kreasi seni ini hendak menggambarkan kondisi carut marut kondisi bangsa saat ini, yang gemar melakukan plagiat karya ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa hingga guru besar, belum lagi penjualan ijasah palsu atau oplosan yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi kepada mahasiswa yang tanpa menikmati bangku kuliah, Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dikti) Mohamad Nasir segera menutup sejumlah perguruan tinggi yang diduga melakukan jual-beli ijazah serta mengeluarkan ijazah palsu. 

Menteri Nasir mengungkapkan hal itu menyikapi pengaduan masyarakat terkait praktik ilegal itu. Berdasarkan pengaduan tersebut, ada sekitar 18 perguruan tinggi yang melakukan praktik transaksi jual-beli ijazah dan mengeluarkan ijazah palsu. Ke-18 PT tersebut terdapat di wilayah Jabodetabek dan di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Bahkan ijazah sarjana S1 para lulusan sebuah universitas tidak diakui. Hal ini terjadi karena ijazah tersebut ditandatangani rektor yang gelar doktornya dinilai tidak sah. Rektor salah satu universitas di Kupang mengaku memperoleh gelar doktor (S3) dari Berkeley University di Jakarta, yang merupakan cabang dari Amerika Serikat (AS). Sementara yang di AS dikenal dengan nama University of California, Berkeley. Setelah diteliti, universitas tersebut (Berkeley University cabang Jakarta) pun ternyata tidak pernah ada di Jakarta.(http://www.beritasatu.com/kesra/274714-18-pt-penjual-ijazah-palsu-segera-ditutup.html)tidak)

Kini apa yang tidak menjadi oplosan, tidak saja ijasah yang di oplos, tetapi  beras juga di oplos dari plastik menjadi beras, minyak penggorengan juga di campur plastik untuk menghasilkan gorengan yang gurih, wajah disuntik silicon untuk mendapatkan wajah yang seksi, tahu dan tempe untuk awet dalam beberapa hari maka di rendam dengan formalin, minuman juga di oplos dengan spritus dan campuran soft drink seperti kratigdaeng, M-150 dan dicampur dengan sejumlah tablet/obat kimia yang dijual di warung-warung kaki lima untuk menambah dan mempercepat rasa mabuknya. Narkoba juga sudah dapat dihasilkan di dalam penjara, di rumah-rumah warga dengan mudah mereka dapat melakukan rekayasa kimiawi untuk menghasilkan tablet-tablet narkotika untuk dipasarkan diclub-club malam. 

Untuk meningkatkan strata sosial menjadi orang kaya pun dapat di oplos dengan mudah menjual diri dalam jaringan prostitusi artis dengan tarif yang menggiurkan, atau dengan melakukan manipulasi data, atau melakukan tindakan korupsi untuk mengupgrade status sosial. Munas/Kongres/Muktmar dapat juga dilakukan dengan jalan oplosan yakni melakukan tandingan dengan berbagai upaya administratif bodong. 

Keadaan ini merasuk tanya, apa yang sedang terjadi dengan negeri kita ? harapan besar pasca beberapa dekade penting yang kita lalui yakni 20 Mei 1908 tonggak kebangkitan nasional dimana pemuda digelorakan dalam perhimpunan Boedi Oetomo guna memperjuangkan martabat negeri, dekade berikut  28 Oktober 1928 lahir Sumpah Pemuda, 1945 melahirkan perjuangan kemerdekaan, tahun 1966 lahir angkatan 66 melahirkangerakan orde baru, tahun 1974 Gerakan Malari bangkit untuk menentang modal asing, Gerakan 1998 tumbangkan rezim Soeharto yang lama berkuasa dengan jalan represif-otoristik, dekade ini masyarakat Indonesia terjerumus dalam problematika material untuk membiayai ongkos politik yang dihinggapi virus “money politic’ sehinga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan.

Revolusi Mental digadang menjadi sebagai “a new hope for the a greater Indonesia ” dengan kata lain sebagai sebuah model bagi kebangkitan nasional bagi bangsa Indonesia, dimana setiap ruang private (baca: mental/perilaku) telah terdistorsi oleh virus oplosan, oplosan kalau tidak keliru berasal dari “hopeless” artinya tanpa harapan. Bila tidak ada ingredient utama apa saja dapat ditambahkan sebagai campuran, peribahasa Indonesia menjelaskan dengan sangat baik istilah oplosan: tak ada rotan akar pun jadi. 

Revolusi Mental gagasan revolusi mental Jokowi bertolak dari sebuah  fenomena paradoksal yang dialami bangsa Indonesia setelah 16 tahun melaksanakan reformasi, yang dalam  pengamatannya telah membuat masyarakat menjadi resah. Jokowi mendasari revolusi mental itu dari konsep Trisakti Soekarno yang belum terwujud secara utuh dalam negara kita, yakni yang dimaksudkan Bung Karno adalah, pertama, “Berdaulat dalam Politik”, Kedua, “Berdikari dalam Ekonomi”, Ketiga, “Berkepribadian dalam Kebudayaan”. Keaslian wajah kita sepertinya jauh dari harapan, selalu saja berpikir untuk mewujudkan nilai dan filosofis kebangsaan  selalu saja mengedepankan uang atau bagaimana membiayai program. 

Dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015, sejumlah kementerian berlomba-lomba meminta tambahan anggaran. Tambahan anggaran diajukan karena APBN 2015 yang disusun pemerintahan mantan Presiden SBY, dianggap belum memasukkan program kerja kementerian sesuai visi-misi Presiden Joko Widodo. Dengan alasan adanya tambahan program kerja sesuai visi misi pemerintahan Jokowi-JK, sejumlah menteri menggelar rapat dengan mitra kerjanya masing-masing di DPR. Termasuk Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani Seperti menteri lainnya, Menteri Puan mengajukan tambahan anggaran. Nilainya Rp 149 miliar. Tambahan dana ini disebut-sebut akan digunakan untuk program revolusi mental yang digagas Jokowi. Menteri Puan mengajukan tambahan anggaran untuk program koordinasi pengembangan kebijakan sebesar Rp 19 miliar, dari pagu dalam APBN 2015 sebesar Rp 153,3 miliar, menjadi Rp 172,3 miliar (http://www.merdeka.com/uang/akal-akalan-menteri-puan-minta-dana-rp-149-m-buat-revolusi-mental.html).

Apakah memang benar setiap perwujudan nilai dan filosofis kebangsaan selalu harus menggunakan anggaran yang fantastis, model bernegara dengan selalu orientasi pembiayaan maka sulit untuk mewujudkan revolusi mental, sebab jika di hulunya saja mengoplos anggaran untuk kepentingan pribadi dan kepentingan partai politik, maka akan membangun budaya yang mengakar  dan terekspresi dalam masyarakat sebagaimana lagu dangdut oplosan, ketika dinyanyikan semua lapisan masyarakat akan berdendang-ria karena lagu oplosan tersebut. Jika mental pejabatnya selalu saja mengoplos dana tambahan, atau hari-hari terakhir kita di suguhi dengan menambahkan dana siluman maka wajarlah semua rakyat ikut-ikutan melakukan berbagai upaya oplosan dalam semua aspek dan dimensi kehidupan masyarakat, jika sudah demikian maka hanyalah isapan jempol jika kita akan berdikari, berdaulat dan berkepribadian dalam menyongsong MEA dan ASEAN Free Trade Area (AFTA), dan kita akan tetap saja dihantui tutupen botolmu..tutupen oplosanmu emanen nyawamu.

*Pemerhati Sosial-Politik


  

Rabu, 13 Mei 2015

"SBY, PARTAI DEMOKRAT DAN KORUPSI"


“SBY, PARTAI DEMOKRAT DAN KORUPSI”
*Yoyarib Mau

Tiga variabel ini memiliki keterikatan yang sangat kuat, SBY menjadi ikon dari Partai Demokrat hal ini terlihat dari kuatnnya dukungan yang meneguhkan dirinya untuk menjadi Ketua umum pada Kongres IV Partai Demokrat yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, sosok SBY dianggap sebagai perekat bagi partai, ketika konflik internal antara faksi dalam partai memuncak dan mengancam akan keikutsertaan Partai Demokrat dalam pemilu 2014, karena Anas Urbaningrum terlibat dalam kasus korupsi Hambalang dan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Kondisi ini menuntut agar segera ada penetapan ketua umum pada temu kader nasional pada 26-27 Oktober 2013 di Sentul International Convention Center, Bogor – Jawa Barat. 

Pembuktian bahwa SBY dan Partai Demokrat itu ada ikatan yang melekat kuat terlibat dari penetapan temu kader nasional sejumlah jabatan yang melekat dalam diri SBY yakni; sebagai Ketua Dewan Kehormatan, Ketua Majelis Tinggi, dan Ketua Dewan Pembina, Ketua Umum, sekaligus Ketua Majelis Tinggi (sebelumnya juga merangkap sebagai Ketua Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan) Partai Demokrat.

Tak terbantahkan bahwa SBY dan demokrat adalah dua kutub magnet yang bertemu sehingga melengket kuat dimana pada Kongres IV Partai Demokrat secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Pada paripurna 12 Mei 2015 memutuskan SBY menjadi pemimpin partai periode 2015-2021. Berbeda dengan proses kongres partai politik lainnya, dimana agenda pemilihan ketua umumnya menjadi agenda utama sebelum agenda lainnya. Normalnya agenda pemilihan ketua umum menjadi agenda puncak dari seluruh agenda kongres. 

Agenda sidang pada malam setelah pembukaan yang dihadiri oleh Presiden Jokowi, sesuai agenda hanya melakukan pembahasan tata tertib kongres, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, pembentukan komisi serta laporan pertanggung jawaban Dewan Pengurus Partai pimpinan SBY. Namun kemudian dalam sela-sela agenda penyampaian pandangan umum baru saja dua DPD menyampaikan pandangan umumnya, E.E. Mangindaan sebagai pimpinan sidang menskors sidang selama sepuluh menit, kemudian pimpinan sidang menanyakan kepada seluruh  peserta kongres, apakah sepakat soal hasil pandangan umum yang telah di sampaikan oleh dua DPD terdahulu yang mengajukan SBY sebagai ketua umum ? Akhirnya semua peserta sepakat maka pimpinan sidang mengeluarkan Surat Keputusan pengangkatan kembali SBY. Berdasarkan Keputusan Kongres Nomor 10/4/PD/5/2015 memutuskan menetapkan Prof. Dr. SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Surat tersebut ditandatangani oleh tujuh pimpinan sidang yaitu Hasan Basri Agus, Amir Syamsudin, Syarief Hasan, Evert Erenst Mangindan, Edhie Baskoro, Robi M. Nouw, Muhammad Zainul Majdi.

Jauh sebelumnya SBY pada 30 Maret 2013, mengatakan bahwa janganlah dirinya yang jadi Ketua Umum lagi, lebih tepat sebagai pembina atau ketua dewan pembina. Politik tidak selamanya berjalan sesuai janji, Selasa, 12 Mei 2015 membuktikan bahwa pernyataan SBY dua tahun lalu itu, SBY mengatakan kader tanah air meminta dia kembali memimpin Partai Demokrat dengan membulatkan sikap melalui surat pernyataan dukungan yang digalang dari DPC se tanah air.

Variabel lain yang cukup melekat kuat pada Partai Demokrat selain SBY, adalah korupsi, Partai Demokrat ketika pada pemilu 2004 mampu menjadi partai baru yang memperoleh suara yang cukup signifikan yakni memperoleh jumlah suara 8.455.225 suara, presentasi 7,45% dengan jumlah kursi 55 kursi, dan berhasil melakukan koalisi yang mengusung SBY dalam pemilu presiden dan terpilih mengalahkan Megawati. Berbeda dengan pemilu 2009, dimana sebelum pemilu jelang Hari Anti Korupsi Sedunia sekaligus iklan kampanye menuju 2009 Partai Demokrat menayangkan iklan di sejumlah TV dengan taqline “katakan tidak pada korupsi”, ajakan kepada masyarakat bahwa Partai Demokrat bersama SBY terus melawan korupsi dan bergabung bersama Partai Demokrat tanpa pandang bulu. Harapan dari iklan ini diyakini akan membawa Demokrat masuk dalam jajaran tiga besar partai peraih suara tertinggi dalam pemilu legislatif 9 April 2009. 

Pemilu 2009 sepertinya Partai Demokrat mampu mengasosiasikan anti korupsi pada diri partainya, sebagai komitment untuk membasmi korupsi sehingga rakyat merasa Partai Demokrat sebagai partai yang  diharapkan untuk membasmi korupsi. Alhasil Pemilu 2009 Partai Demokrat mampu menjadi partai pemenang jumlah suara 21.703,137 suara, presentasi 20,4% dengan jumlah kursi 150 kursi. Kenyataanya bahwa mengidentikan Partai Demokrat dan Korupsi ini dengan dua kutub yakni; positif dan negatif. Positif dimana komitment yang telah dilakukan oleh demokrat melalui iklan yang mungkin dipahami sebagai janji kampanye. Kutub Negatif  ternyata tidak kalah kuatnya mempertahankan image Partai Demokrat dengan variabel korupsi. 

Para petinggi Demokrat dalam hal ini mereka yang berperan dalam iklan anti korupsi yang ditayangkan pada tahun 2008 terlibat korupsi seperti; Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum, dan Andi Mallarangeng, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II Jero Wacik di jerat terlibat korupsi, petinggi pengurus partai terlibat korupsi Muhamad Nazarudin, pendiri partai juga terlibat korupsi yakni Sutan Batoetagana. Dari persoalan identitas yang melekat kuat pada Partai Demokrat hadir pertanyaan, apa yang harus dilakukan oleh Partai Demokrat untuk menciptakan “brain image” dipikiran masyarakat Indonesia tentang Partai Demokrat ?.
Partai Politik (parpol) menurut Miriam Budiardjo merupakan organisasi politik yang menjadi sarana masyarakat untuk menyalurkan aspirasi. Di negara-negara berkembang maupun negara-negara maju parpol menjadi ikhtiar yang penting dalam sebuah sistem politik. Pendapat atau aspirasi seseorang atau kelompok akan hilang tak berbekas, apabila tak ditampung dan disalurkan sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat menjadi lebih teratur. Pendapat dan sikap yang bermacam-macam tersebut perlu diolah dan dirumuskan sehingga dapat disampaikan kepada pemerintah sebagai pembuat keputusan dalam bentuk tuntutan atau usul kebijakan umum (Miriam Budiardjo – Dasar-dasar Ilmu Politik –Gramedia). 

Partai politik dalam sejarah bangsa Indonesia akan besar dan tetap bertahan jika ada dalam lingkaran kekuasaan atau terlibat dalam pemerintahan, karena keterbatasan dana pembinaan yang dimiliki oleh partai politik untuk membiayai kegiatan politik parpol yakni menampung dan merumuskan tuntutan masyarakat dalam bentuk kebijakan umum. Keuntungan bagi parpol yang ada dan terlibat dalam pemerintahan adalah sarana pemerintah, dalam hal ini peran dan fungsi menteri dapat dimanfaatkan untuk kepentingan parpol tertentu karena akan melekat kuat pada jabatan menteri. Program kementerian akan diklaim sebagai program parpol pengusung sehingga masyarakat akan menilai kerja menteri adalah kerja parpol.

Tidak adannya iuran anggota parpol untuk membangun parpol menjadi penyebab utama, parpol di Indonesia menjalankan tokoh central sebagai pendiri dan pembiayai operasional parpol, SBY tidak cukup kuat untuk membiayai Partai Demokrat dari kantong pribadinya, bisa saja untuk 5 – 10 tahun ke depan namun setelah itu Demokrat akan mengalami kesulitan, SBY tidak lagi harus menjadikan model manajemen partai dengan tokoh central lagi, Apabila Demokrat hendak menjadi partai besar maka pola yang bisa dilakukan adalah memilih berada dalam barisan pemerintah untuk bisa mendapatkan jatah kursi menteri apabila ada “reshuffle” kabinet, maka Ruhut Sitompul sebagai penghubung yang tepat untuk menghadirkan Presiden Jokowi untuk membuka kongres. Pilihan kedua adalah mampu menyiapkan penerus parpol yang mampu menciptakan fundraising untuk kemandirian parpol, jika tidak maka akan kembali menciptakan lingkaran tokoh central yang memiliki modal. Ibarat menjual saham perusahaan ke investor lain.

*Pemerhati Sosial - Politik


  



Minggu, 03 Mei 2015

"“PACQUIAO TERJEBAK DALAM LINGKARAN JUDI”



“PACQUIAO TERJEBAK DALAM LINGKARAN JUDI”
*Yoyarib Mau 

Taqline dalam pertarungan tinju dunia antara Floyd Mayweather Jr vs Manny Pacquiao adalah pertandingan abad ini, pertandingan tinju ini dipromotori oleh Mayweather Foundation dilakukan untuk memperebutkan sabut gelar juara dunia tinju kelas welter WBA super, WBC dan WBO. Generasi terakhir tinju dunia saat ini, untuk kelas hanya ada dua nama besar yakni Mayweather dan Pacquiao dikarenakan masing-masing memiliki keunggulan yang tak terbanatahkan.

Menarik dalam pertandingan tinju dunia ini adalah hampir masyarakat dunia menyaksikan dan kecewa akan keputusan para hakim yang memenangkan Mayweather. Sebagian besar penonton tanah air menumpahkan kekecewaan lewat media sosial bahwa sepertinya bukan pertandingan tinju tetapi pertandingan memeluk dan berlari. Kekecewaan tidak saja diekspresikan oleh penonton di tanah air, tetapi mereka yang menyaksikan secara langsung di arena ring tinju MGM Grand Garden Arena Las Vegas terdengar di layar kaca bagaimana para penonton memberikan teriakan kekecewaan atas keputusan pemenang pertandingan ini.

Pertandingan tinju abad ini sngat sulit untuk diprediksi oleh para pakar tinju, para atlit, dan mantan atlit tinju baik petinju dunia maupun nasional. Sebelum pertandingan ini berlangsung Roy Joner  Jr sebagai atlit tinju dunia memberikan penilaian atas duel antara Mayweather vs Pacquiao menurutnya; janggal rasanya melihat petinju belum terkalahkan (Mayweather) hanya menang angka dari Paccquiao, akan sangat mengejutkan saya jika Floyd berhasil menundukan Manny dengan menang angka, saya pikir Floyd mesti menang KO dari Pacquiao tapi jika wasit memutuskan dengan angka maka saya pikir Manny yang akan menang (http://sport.sindonews.com).

Tetapi kenyataan tidak sejalan dengan prediksi rasional seorang petinju duniam yang bisa menimbang terhadap menang tidaknya seorang petinju, Mayweather mendapatkan kemenangan dengan skors yang diputuskan hakim dengan memberikan kemenangan mutlak 118-110, 116-112, 116-112. Keputusan ini kemudian menghadirkan pertanyaan sederhana tetapi menjadi tanda tanya sejagat bumi ini, mengapa harus Mayweather ?

Setiap orang yang mendengar kata Las Vegas memorinya akan tertuju pada dua kata “kota judi” atau oleh kalangan penduduk bumi sering menyebutnya “The Sin City” (http://m.antaranews.com) Las Vegas selalu diidentikan dengan kasino dan kota yang melegalkan judi dan banyak banyak orang memilih untuk berinvasi disana. Kota ini menjadi sorga bagi penjudi, kota mafia, dan juga kota koboi. Kota ini menjadi pusat ekonomi bahkan bisnis judi sudah berkembang menjadi salah satu obyek pariwisata. Menitikberatkan judi sebagai ladang utama dan sumber daya terbesar bagi pembangunan kotannya. 

Perjudian menurut sosiolog Kartini Kartono ditentukan oleh beberapa hal; Pertama, adanya suatu permainan-permainan beserta taruhan-taruhan dengan sesuatu yang berharga. Kedua, dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih. Ketiga, adanya kemenangan dan kekalahan dalam permainan. Keempat, untung-untungan artinya taruhan tersebut telah dilaksanakan, diketahui kalah atau menang oleh para penjudi tersebut (Karitni Kartono – Patologi Sosial – RajaGrafindo Persada).

Promotor yang mengadakan pertandingan tinju ini di Las Vegas, dengan disepakati oleh ketua petarung, pembeli tiket pertandingan untuk menyaksikan di Las Vegas semua yang berada di area ini tentunya sadar bahwa ini adalah perjudian, dan banyak penjudi yang akan bertarung mengejar keuntungan disini, aroma dan suasana di wilayah ini adalah judi atau kebanyakan dari mereka yang sudah memiliki sertifikasi atau lisensi sebagai penjudi ulung. Kekuatan-kekuartan lain yang tak terlihat tetapi turut memiliki andil dalam momentum ini yakni para mafia dan para koboi turut berperan dalam jasa perjudian ini.

Para Penjudi tentu telah menentukan pilihan untuk menjagokan Mayweather atau Pacquiao dengan berbagai analisis berdasarkan para pengamat atau para analisis tinju, namun sejujurnya olahraga tinju ketika berada di Las Vegas berbeda dengan olahraga tinju di arena Olimpiade, Asian Games, Sea Games dan PON yang menjunjung tinggi sportifitas dan “fair play” tidak banyak dipengaruhi oleh kepentingan judi yang sewaktu-waktu dapat menentukan kemenangan tanpa diduga. Pada arena ini para petinju bertinju dengan standard aturan olahraga tinju tetapi besaran bayaran sudah diketahui lebih dahulu karena disediakan oleh promotor. 

Ajang ini bukan milik kedua petinju ini tetapi mereka hanya sebagai alat atau sarana untuk mempertemukan para pemangku kepentingan utama di Las Vegas yang akan bertaruh, seperti yang dilansir oleh Daily Mail bahwa bursa turut bermain dalam perhelatan ini, dua petaruh bursa besar sekaligus pesohor Amerika Serikat yakni Duff Diddy (rapper kulit hitam, perancang busana AS, producer rekaman, juga pemilik perusahaan film) menjagokan Mayweather melawan Mark Wahlberg (rapper kulit putih, aktor, producer, mantan model) yang memilih mendukung Pacquiao, nilai pertaruhan mereka sebesar US$ 250 atau senilai Rp. 3.2 milyar. Selain kedua pesohor diatas masih banyak penjudi yang tidak dapat dilansir tetapi melakukan pertaruhan di arena ini, bahkan di belahan dunia lain termasuk di Indonesia melakukan pertaruhan judi. 

Terlepas dari para petaruh judi diatas, akan tetapi kedua petinju ini juga tidak terlepas dari ajang perjudian. Kedua petinju atau salah satu petinju dapat “bermain mata” atau membangun kesepakatan dengan petaruh judi tertentu atau bersekongkol dengan bandar tertentu untuk tidak bertarung maksimal atau tidak memberikan ruang kemenangan bagi petinju  tertentu sehingga hanya menang angka atau tidak KO. 

Model ini persis seperti Wilson Raj Perumal yang menceritakan kisahnya sebagai anggota mafia pengatur skor pertandingan sepak bola berjudul 'Kelong Kings'. Buku 'Kelong Kings' dialih bahasakan ke dalam bahasa Hungaria. Perumal merupakan bagian dari sindikat pengatur skor sepak bola yang berpusat di Singapura. Gaji tinggi pemain di liga-liga top dunia, kata Perumal, akan membuat upaya menyuap terlalu mahal. Menurut dia, suatu hal yang gila bila mafia pertandingan mencoba mengatur hasil di liga top tanpa ia mendapatkan keuntungan finansial. Bukan tanpa alasan Perumal memberikan saran ini. Pria 49 tahun ini bersama rekan-rekannya pernah mencoba menyuap kiper Birmingham Ian Bennett dalam pertandingan Piala FA melawan Liverpool pada Januari 1995. Dia juga mencoba menyogok penjaga gawang Chelsea Dmitri Kharine pada tahun yang sama dan kembali gagal.

Diluar area judi tinju Las Vegas dimana di area permainan profesional saja mafia bisa bekerja untuk memenangkan sebuah pertaruhan, apa lagi di area judi dimana petinju tentu terlibat, apalagi promotor tinju yang memiliki hubungan emosional dengan Mayweather, sangat besar kemungkinan para hakim yang memutuskan pertandingan ini tidak terlibat perjudian. Selalu saja sesuatu pertandingan atau perlombaan yang dipromotori atau disponsori oleh pemodal yang orientasinya keuntungan serta kemenangannya ditentukan oleh angka selalu saja mengabaikan skill. Sebagaimana ajang Indonesia idol yang kemenangan seseorang ditentukan oleh jumlah angka sms yang masuk berpeluang terjadi manipulasi, apalagi yang notabene permainan judi syarat manipulasi. 

*Pemerhati Sosial - Politik