“Teologi Keramahan dan Konflik Keagamaan”
*Yoyarib Mau
Ahlussunnah (Sunni)
dan Syi’ah dua aliran besar mazhab ini kerap kali terlibat konflik kekerasan
satu sama lain, sebagaimana yang kita saksikan di negara-negara seperti Irak
dan Lebanon. Mazhab Syiah
berpusat di Iran, dan Mazhab Sunni berpusat di Arab Saudi, masing-masing Mazhab keagaaman memiliki
pasukan para militer yang diperlengkapi dengan senjata. Setelah jatuhnya Saddam
Husein, Muqtada al-Sadr, seorang ulama Irak karismatik, muncul sebagai salah
satu pemimpin negara yang paling banyak dibicarakan Syiah. Al-Sadr adalah putra
dari Grand Ayatullah Muhammad al-Sadr, yang tewas pada tahun 1999. Pada Juni
2003, ia membentuk kelompok milisi, Tentara Mehdi bertujuan melindungi otoritas
keagamaan Syiah di kota suci Najaf.
Tentara Mehdi terlibat dalam
pertempuran sengit dengan pasukan AS pada bulan Agustus 2004 di Najaf.
Permusuhan antara Tentara Mahdi dan pasukan AS di Najaf dan tidak berhenti
sampai Ayatollah Sistani menyatakan gencatan senjata. Pada bulan Maret 2008
selama Pertempuran Basra, Gerakan Sadr melancarkan kampanye pembangkangan sipil
secara nasional di Irak untuk memprotes penggerebekan dan penahanan terhadap
Tentara Mahdi. Membentuk kekuatan untuk menghalau penyerangan Israel ke Gaza. Pasukan
ini juga yang bergabung dalam milisi Syi’ah yang dijuluki “Brigade Damai,”
untuk melindungi tempat ibadah kaum Syiah dari serangan pejuang Sunni Wahabi
yang tergabung dalam pasukan ISIS.
Oraganisasi sipil dengan naman Hizbullah,
juga adalah organisasi politik dan paramiliter dari kelompok Syiah yang
berbasis di Libanon. Hizbullah didirikan pada tahun 1982 dan mempunyai pengaruh
besar dalam politik Libanon. Hizbullah kemudian dianggap sebagai cermin gerakan
perlawanan di dunia Arab dan Muslim dunia. Berdirinya organisasi Hizbullah
tidak terlepas dari paham Syi’ah, yang berkiblat ke Madrasah Ad-diniyah Najaf
dan partai dakwah Islam yang diketuai oleh Muhammad Baqir As-Sadr di Irak.
Lembaga ini telah mencetak generasi-generasi militan Syi’ah di Lebanon. Satu
diantaranya adalah Musa As-Sadr. Organisasi ini sering disebut sebagai kaki tangan rezim Syiah Iran di
Lebanon, yaitu Milisi Syi’ah Hezbollah.
Umat Islam sebelumnya hanya dua puak
besar yaitu Sunni dan Syi'ah, kemudian dalam perjalanan waktu menjadi tiga puak
yaitu Sunni Wahabi, Sunni Asy'ari Maturidi, dan Syi'ah, Sunni Wahabi adalah
hasil bentukan kaum Khawarij yang dalam sejarah Islam dianggap sebagai
anak panah yang keluar dari busur, Nama atau sebutan Wahabi diberikan kepada
kelompok ini karena pendiri mazhab Wahabi. Muhammad Abd al-Wahhab yang menanamkan paham dan
ajaran-ajarannya dengan kekerasan sehingga tanpa rasa risih menuduh orang yang
menolaknya sebagai orang kafir dan syirik, yang boleh dibunuh atau membongkar
kuburan dan meratakannya dengan tanah dan merusak bangunan mesjid, kalau itu dianggapnya
merupakan tempat yang membawa kepada kemusyrikan
Keberadaan
wahabi melahirkan gerakan transnasional seperti Hizbut Tahrir (menginginkan
sebuah negara transnasional, negara Pan Islamisme Internasional dalam bentuk khilafah, yang sistem
politiknya mengacu pada al-Quran dan hadis.), Tarbiyah (gerakan
dakwah untuk ntuk
menegakkan syari’at Allah di muka bumi ini), Ikhwanul Muslimin
(gerakan persaudaraan muslim gerakan rabbaniyah dengan kehidupan
syariat Islam berjalan dalam suatu negara).
Ada kelompok lain yang dalam perkembangan
menggabungkan gerakan Salafi-Wahabi menjadi
gerakan Islam yang radikal yang sudah bermetamorfosis menjadi teroris
seperti Al-Qaeda (kelompok ekstrimis Islam ini
didirikan pada tahun 1989 oleh Osama bin Laden), Mujahidin, Taliban (kelompok teroris yang berbasis di Afganistan
juga eksis di Pakistan. Taliban adalah organisasi teroris didirikan oleh suku
Pashtun), kelompok teranyar yang mengkoordinir pasukan ISIS di wilayah Suriah
dan Utara Irak saat ini yakni Kelompok Jabhat al-Nusra, yang dianggap mempunyai
afiliasi dengan Al Qaeda.
Etnik Yazidi adalah kelompok
etnoreligius yang sebagian besar berbahasa Kurdi (bagian dari bahasa Kurmanji)
dan merupakan golongan minoritas yang mendiami Irak. Secara historis, sebagian
besar kelompok ini telah mendiami Irak (terutama propinsi Niniveh, Irak utara)
yang pernah menjadi bagian dari Asyur kuno dan ibukota Kekaisaran Neo-Asyur.
Kepercayaan Yazidi berakar pada kepercayaan Zoroastrianisme kuno dan tasawuf
atau pada agama Persia yang bercampur dengan unsur-unsur tradisi keagamaan
Mesopotamia/Assyrian pra-Islam, Mithraisme, Kristen dan Islam.
Selain konflik aliran juga konflik
suku/etnies Kurdi itulah nama kesatuan etnik yang berada di wilayah Timur Tengah,
suku itu tidak termasuk dalam jajaran etnik Arab dengan bahasa yang berbeda
pula dari bahasa Arab, yaitu bahasa Kurdi. Orang Kurdi hidup di wilayah Kurdistan; yang meliputi bagian negara
Iran, Irak, Suriah, dan Turki. Di Irak, suku ini merupakan suku kedua
terbesar setelah Arab. Kurdistan
Worker’s Party Kelompok teroris ini berdiri 27 November 1978 dan
berbasiskan di Turki. Wilayah operasinya selain di Turki juga di Iran, Suriah
dan Irak. Mereka mempunyai
tujuan untuk memerdekakan negara Kurdi pasukannya bernama Peshmerga Kurdi.
Untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah terutama meredam kekuatan ISIS
maka AS lewat Menlu John Kerry melakukan diplomasi luar negeri untuk menyerang
ISIS maka sepuluh negara Arab termasuk Saudi Arabia sendiri sepakat mendukung
Amerika Serikat memerangi Negara Islam atau Islamic State. Saat ini, AS
berupaya membangun koalisi internasional untuk membasmi Negara Islam. Selain Arab
Saudi, negara Arab lain yang turut bergabung dalam koalisi internasional ini
adalah Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, dan Uni
Emirat Arab, sedangkan Turki menolak untuk melakukan serangan kepada ISIS.
Wahana Teologi Keramahan
Dimana
posisi Indonesia sebagai negara yang penduduknya pemeluk Islam terbesar dunia
dalam memberikan kontribusi bagi penyelesaian konflik Timur-Tengah ? apakah cukup memberikan pernyataan bahwa Indonesia cenderung mementingkan
penyelesaian akar atau sumber permasalahan di Irak dan Suriah ketimbang
pendekatan militer semata ? Menurut T.R
Gurr, kekerasan yang terjadi di masyarakat sangat dipengaruhi oleh
ideologi. Kekerasan yang sangat besar pengaruhnya mungkin saja hanya dilakukan
oleh sekelompok kecil orang yang memiliki ideologi berbeda. Perbedaan ideology
antar kelompok kecil dalam masyarakat dapat memunculkan kekerasan, apabila
tidak ada media atau wahana yang digunakan untuk menyalurkan peran sertanya
dalam kelompok yang lebih luas (ejournal.undip.ac.id/index.php/forum/article/.../2834).
Indonesia perlu menawarkan wahana
teologi yang tepat untuk dapat menyelesaikan akar persoalan konflik antar
mazhab di Timur-Tengah, tentunya Indonesia harus mampu menunjukan dalam negara
Indonesia sendiri bagaimana kehidupan masyarakatnnya yang plural/majemuk dengan
berbagai mazhab dan aliran kepercayaan yang jauh lebih banyak dari yang ada di
negara-negara Timur Tengah. Indonesia memiliki budaya toleransi dan gotong
royong yang sering diekspresikan melalui keramahan antar umat beragama, sebagai
bentuk ziarah bersama ke masa depan, dimana perilaku keramahan dengan anti
kekerasan dibangun sebagai spritualitas bersama yang disumbangkan bagi kemanusiaan.
Wahana Demokrasi
Setiap masyarakat yang lahir dan
besar di bumi Pancasila mendapatkan pengakuan konstitusional dalam UUD 1945,
yakni; mengatur melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Membangun keramahan negara
perlu mendapatkan dukungan konstitusaional, agar setiap warga negara menegakan
konstitusi dengan menghargai setiap tumpah darah Indonesia. Indonesia telah
bertemu dengan demokrasi dan bahkan telah menjamin bahwa pelaksanaan demokrasi
di tanah air telah berjalan dengan baik yang dapat dibuktikan dengan hidup
berdampingan antar umat beragama.
Pemeluk Islam di Indonesia terbanyak
dari negara-negara lain di dunia, Keberuntungan Indonesia adalah Islam Indonesia
menerima dan menjalankan Demokrasi secara baik. Selain penganaut Islam ada penganut
Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu, bahkan agama-agama tradisional yang belum
diakui tetapi dapat menjalankan ritual keagamaannya. Penganut agama lain
diharapkan peran sertanya dalam kehidupan bermasyarakat untuk membantu dan
bersama-sama dengan Islam untuk sungguh-sungguh bertemu dengan Demokrasi.
Sehingga menjadi modal dasar bagi NKRI tampil dimata dunian sebagai wahana
dunia untuk menciptakan kedamaian dunia, tidak harus mengirim pasukan untuk
menciptkan kekerasan baru, tetapi cukuplah Indonesia hadir dengan diplomasi
teologi keramahannya.
*Pemerhati
Sosial-Politik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar