Sabtu, 20 Agustus 2011

"PERILAKU MENGHASILKAN TEORI"

"Perilaku Menghasilkan Teori"
*Yoyarib Mau

Berbagai consep mengenai sistem politik yang dihasilkan dari pemikiran filosofis dan ilmu social oleh berbagai tokoh dan Begawan politik. Weber mengklasifikasikan masyarakat ke dalam beberapa sistem kekuasaan yakni, tradisional, kharismatik, dan wewenang rasional. Karl Marx mengkategorikan masyarakat sesuai sistem ekonomi yang mendasar dan berkembang dari proses produksi dan hubungannya dengan muatan produksi yang dihubungkan dengan kelas social seperti; kaum feodal, kaum borguis, dan kaum proletarian (pertentangan antar kelas).

Konsep klasik yang berkembang dalam masyarakat seperti; monarki, aristokrasi dan demokrasi. Diantara kalisifikasi tersebut, Gabriel Almond memberikan perbandingan politik dengan perincian Anglo – America, Eropa Kontinental, totaliter, dan sistem perindustrial.

F.X. Sutton mengkategorikan masyarakat ke dalam negara pertanian, negara dengan sistem industri. James S. Coleman menuliskan negara yang kompetisi, setengah kompetisi, dan sistem otoriter. David Apter membagi dunia di dalam sistem diktator, sistem oligarki, sistem representasi tidak langsung dan sistem representasi langsung. Fred W. Rigg analisa mengkategorikan negara dengan sumbu prisma, dan sistem pembelokan.

S. N. Eistadt mengkalisifikasikan negara dengan sistem mencakup sistem primitive, sistem empiris warisan leluhur (patrimonial empiris), pengembara – nomaden atau penaklukan (conquest empiris), negara kota, sistem feodal, birokrasi terpusat (centralized bureaucratic empires), sistem modern. masih banyak pemikir yang memiliki perspektif dan dasar yang kuat untuk memberikan pendapatnya mengenai klasifikasi-klasifikasiini.

Hari ini bagaimana sebuah teori sistem yang asli yang digunakan sebagai sumber-sumber teori hampir semuanya berasal dari pemikir Eropa, yang terkesan bias Eropa namun dapat diterapkan di Indonesia. Menurut Lilienfeld (1975) bahwa setiap teori sistem yang dihasilkan memiliki dasar referensi dari lingkungan dimana mereka berada seperti ilmu biologi, cybernetics dan eksploitasi penelitian. Sistem teori dalam ilmu politik sangat berhutang kepada disiplin ekonomi, sosiologi dan ilmu social lainnya karena telah memberikan kontribusi riel dalam menghasilkan sebuah sebuah teori sistem.

Ilmu politik dalam menghasilkan sistem teori dan bentuk negara yang telah dikemukan oleh para pengamat politik di atas maka penulis ingin memberikan komentar bahwa ilmu politik tidak berdiri sendiri tetapi hasil kombinasi dan perbandingan dari berbagai ilmu atau hasil kombinasi dari beberapa cabang ilmu.

Jika Lilienfield memberikan dasar bahwa untuk memperoleh hasil teori sistem dalam ilmu politik maka akan memperoleh teori sistem turunan seperti yang dikemukakan oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik (2008) hubungan ilmu politik dengan ilmu pengetahuan lain, Sejarah menyumbang data dan fakta dari masa lampau.

Filsafat secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta, bahkan masih banyak ilmu lain yang memiliki hubungan atau turut membentuk sebuah pemahaman politik, ilmu-ilmu lain yang sangat dibutuhkan atau memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu politik khusunya menemukan teori-teori politik yakni sosiologi, antropologi, ekonomi, hukum, psikologi, dan juga Etika dan Agama.

Hasil pemikiran yang cukup berkembang dan sangat up to date adalah marketing politik dimana ada kombinasi antara peran ilmu ekonomi, teknologi informatika, statistic dan ilmu politik sendiri seperti yang di tuliskan oleh Firmanzah (Marketing Politik – 2008) berpendapat bahwa praktik politik di Indonesia saat ini sepertinya partai politik dan para politikus harus berani harus belajar lebih banyak untuk dapat memahami aspirasi dan kebutuhan pemilih. Sehingga marketing Politik harus dilihat sebagai metode yang dapat digunakan oleh partai politik untuk meningkatkan mereka mengenai masyarakat, dan sekaligus berguna dalam membuat produk politik yang akan di tawarkan kepada masyarakat” Pemikirn Firmanzah dapat didasari oleh para pemikir bahwa politik dapat di mulai dari perilaku manusia (behavioral) dan jika mampu menganalisa perilaku dari berbgai sudut ilmu pengetahuan maka dapat menghasilkan berbagai pemikiran politik yang dapat di reduksi menjadi sebuah teori baru.

Di Provinsi NTT (Nusa Tengara Timur) penulis pernah mendengar sebuah cerita entah memiliki kebenaran atau tidak tetapi memang cerita ini sangat familiar di kota Kupang, singkat saja bahwa, seandainya kita berjalan di suatu wilayah yang menakutkan dan berpapasan dengan dua makhluk bersamaan sekaligus makhluk itu adalah seekor ular dan seorang manusia, manusia itu kebetulan berasal dari Suku "Z" sebut saja begitu, singkat kata sang Pencerita menanyakan kepada Penulis jika memilih untuk membunuh salah satu mahkluk tadi mana yang anda akan pilih? Penulis pun bingung untuk menentukan pilihan karena berdasarkan sudut pandang Agama tidak baik untuk membunuh manusia? Sehingga penulis memilih jawaban untuk membunuh Ular, namun sang Pencerita mengatakan itu pilihan yang salah?

Penulis tercengang dan bertanya kenapa harus manusia yang dibunuh? Jawab si pencerita bahwa lebih licik orang "Z" dari pada Ular, cerita ini tidak bermaksud untuk menyudutkan atau mendeskreditkan Suku "Z" ini, tetapi dari cerita ini penulis mencoba untuk mengangkat bahwa ada hal yang menarik yang dapat kita pelajari, atau sebagai sebuah fakta perilaku yang dapat dilakukan penelitian atau penelusuran untuk menemukan fakta bahwa mengapa pilihan itu dilakukan dari hasil kerja ini. Hasil kerja ini dapat menemukan sebuah teori sistem politik atau sebuah perilaku politik yang dapat dijadikan sebuah teori baru yang dapat diangkat ke permukaan dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Kondisi Indonesia saat ini yang multicultural dan memiliki berbagai keunikan dapat dijadikan bahan penilitian dengan berbagai disiplin ilmu yang nantinya dapat menemukan konsep yang baru yang sangat indonesianis tanpa harus mengklaim pemikiran orang lain atau para ahli menjadi pemikirannya.


*Penulis Mahasiswa Ilmu – Politik – Kekhususan Politik Indonesia – FISIP - UI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar