Rabu, 14 Januari 2015

"Satire Charlie Hebdo Benturkan Pluralisme"



“Satire Charlie Hebdo Benturkan Pluralisme”
*Yoyarib Mau
 
Revolusi Perancis mengadirkan pengaruh bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara luas, diantaranya; Berkembangnya paham liberalisme (kebebasan). Liberalisme adalah paham kebebasan yang berhasil mengahpuskan kekuasaan mutlak (absolut) di daratan Eropa, Berkembangnya paham berkebangsaan (Nasionalisme). Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang berusaha menentang segala bentuk penjajahan untuk mencapai kedaulatan bangsa dan negara, Berkembangnya perlindungan hukum (The Rule of Law), Berkembangnya sisitem demokrasi dan bentuk republik, Berkembangnya paham kesamaan derajat. Revolusi Perancis diarahkan pula pada usaha-usaha menghapuska diskrimanasi dalam kedudukan, status sosial, agama, dan warna kulit, dan keberhasilan Revolusi Perancis telah menghapus pengkotak-kotakan masyarakat tersebut.Tidak ada lagi golongan bangsawan, ulama, atau rakyat jelata. Semua rakyat mempunyai hak dan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.

            Keberhasilan Revolusi Perancis yang mampu mengubah kehidupan dunia yang bar-bar dan salin membunuh (cheotic) menjadi kehidupan yang beradab dan berkeadilan maka kemudian bangsa-bangsa bersepakat untukTop of FormBottom of Form Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) sebagai sebuah deklarasi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris. Deklarasi muncul langsung dari pengalaman Perang Dunia Kedua dan mewakili ekspresi global pertama hak-hak dimana semua manusia secara inheren berhak, DUHAM menjadi dokumen dasar dari HAM. 

Deklarasi DUHAM ini diadopsi pada 10 Desember 1948 oleh Perserikatan Bangsa Bangsa, DUHAM merupakan referensi umum di seluruh dunia dan menentukan standar bersama untuk mencapai perwujudan HAM. Meskipun DUHAM tidak memiliki kekuatan resmi secara hukum, namun prinsip-prinsip dasarnya telah menjadi standar internasional di seluruh dunia dan banyak negara memandangnya sebagai hukum internasional. HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap orang semata-mata karena dia adalah manusia. HAM didasarkan pada prinsip bahwa setiap orang dilahirkan setara dalam harkat dan hak-haknya. Semua HAM sama pentingnya dan mereka tidak dapat dicabut dalam keadaan apapun.

Dari sejarah perjalanan negara Perancis seharusnya Perancis berada di garis depan soal penegakan HAM, serta masyarakat Perancis seyogiannya mencerminkan nilai-nilai HAM. Atas nama kebebasan sebagai cermin dari nilai-nilai HAM maka majalah satie charlie hebdo menjalankan semangat kebebasan itu dalam setiap artikel pemberitaan media yang disebarkan luas ke publik. Jauh sebelum kartun pemicu utama tragedi charlie hebdo ada film karya sutradara anonim Sam Bacile yang juga memicu emosi umat Islam, dalam film"Innocence Of Muslims" mem-visualkan sosok Nabi Saw, film ini menuduh homoseksual terhadap Nabi Muhammad Saw. 

Belum reda soal masalah film “innocence of muslims” kemudian ini giliran majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo mempublis kartun Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam edisi terbaru. Empat kartun Nabi Muhammad SAW di Sampul depan majalah mingguan tersebut yang digam­bar sendiri oleh pemimpin redaksi, Stephane Charbonnier, juga terlihat sangat provokatif tersebut memperlihatkan seo­rang muslim duduk di kursi roda yang didorong seorang Yahudi orto­doks di bawah judul Intou­chable 2, merujuk pada film Pe­rancis dengan judul yang sama yang menceritakan seo­rang kulit hi­tam miskin yang membantu seo­rang aristokrat cacat. Sub­ju­dul­nya: Jangan Macam-Macam. 

Akibat pemuatan kartun tersebut ternyata akan berbuntut panjang, tiga orang bersenjata bertopeng memasuki kantor satir mingguan Charlie Hebdo dan membantai puluhan orang didalam kantor tersebut,  yang  mengakibatkan dua belas (12) orang tewas dan delapan (8) terluka, termasuk empat (4) yang berjuang untuk hidup. Tiga kartunis utama Charlie Hebdo yakni Charb, Cabu, Tignous, dan Wolinski tewas. 

Sehari setelah Penyerangan Charlie Hebdo berlanjut dengan penyanderaan di toko kelontong Yahudi yang menewaskan 4 sandera  di Vincennes, Paris,  sedangkan 1 orang tewas adalah pelaku penyanderaan. Selain korban ada 4 orang lainnya terluka dan kritis. Penyerangan terhadap Charlie Hebdo juga sudah dilakukan berulang-ulang sebelumnya yakni pada 2012 lalu pernah menerbitkan kartun bergambar Nabi Muhammad yang menghebohkan dunia internasional. Prancis saat itu  terpaksa menutup sementara beberapa kedutaan dan sekolah di 20 negara karena khawatir serangan balasan. Pada November 2011 kantor tabloid itu juga pernah diserang ledakan bom setelah memajang karikatur Nabi Muhammad di halaman depan tabloid.

Aktivitas Charlie Hebdo yang selalu menampilkan artikel karikaturnya yang dipublikasikan kepada publik, menarik untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh Satire Charlie Hebdo yang tak selalu membela kebebasan berekspresi. Mereka memecat komikus mereka bernama Siné yang pada tahun 2008 membuat kartun tentang anak Sarkozy (Presiden Prancis waktu itu) yang mau beralih agama menjadi Yahudi demi menikah dengan anak pengusaha kaya. Siné segera dipecat oleh Charlie Hebdo dengan tuduhan anti semit. Kita tidak bisa berkata-kata tentang kasus Charlie Hebdo tanpa berkata-kata juga tentang konteks sosial ekonomi politik yang terkait dengannya. 

Apakah tabloid ini anti islam atau satire mingguan Charlie Hebdo ini sebagai alat propaganda dari tangan yang tak terlihat (Invisible Hand) ? Teori “Invisible Hand” yang dikenalkan oleh Adam Smith di dalam bukunya The Wealth of Nation (1776). menurutnya pasar yang baik adalah pasar yang dibentuk oleh kompetisi antara penawaran dan permintaan. Pemikirannya hendak mengatakan bahwa biarkan pasar digerakkan oleh “kekuatan tersembunyi” yang akan menyeimbangkan antara supply dan demand. Teori ini berujung pada membiarkan warga atau masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi mandiri tanpa campur tangan pemerintah.

Pada edisi tertentu Charlie Hebdo pernah memuat kartun yang menggambarkan Bunda Maria melahirkan Yesus berwajah babi. Juga pada Shoah (holocaust) Hebdo, ketika majalah ini menghina kaum Yahudi karena membiarkan Palestina dibantai. Pada tahun 2000, salah satu jurnalis Charlie Hebdo, Mona Chollet dipecat karena melayangkan protes keras kepada Philippe Val, editor tabloid itu. Dikarenakan Charlie Hebdo menuliskan orang Palestina sebagai orang barbar. Val abai terhadap fakta bahwa Palestina adalah warga berdaulat yang sedang mengalami perang. Mona Chollet bukan orang yang pertama dipecat oleh Val. Sebelumnya, kolumnis Charlie Hebdo Philippe Corcuff juga dipecat karena melakukan protes. Dalam surat yang ia tulis pada 3 Desember 2004, beberapa tahun setelah ia keluar, Corcuff menyatakan bahwa ia tidak setuju kebijakan redaksi Charlie Hebdo yang abai terhadap Islam sebagai agama, Islam sebagai gerakan politik, dan Islam sebagai alasan fundamentalisme.

Perilaku yang dihadirkan oleh Charlie Hebdo yang mengatas namakan kebebasan sejati, tetapi tidak mencerminkan nilai-nilai HAM karena ada kecenderungan kuat dari invisible hand yang polanya selama ini adalah sebagai berikut: Pertama; selalu menciptakan pertentangan terbuka secara sosial akibat narasi "benturan norma dan etika antar peradaban", memberi legitimasi bagi tindakan-tindakan dan kebijakan politik agresi negara-nagara sekutu yang berkoalisi melawan apa yg mereka sebut terorisme. Kedua; merespon dari histeria dan phobia yang meluas yang dibangun barat dan sekutunya dengan membuat fragmentasi Je Suis Charlie Vs Je Suis Ahmed (contoh konflik Ambon Acang Vs Obed)  yang  memunculkan kebijakan politik negara-negara barat untuk segera menggerakkan perang agresi skala besar untuk memberikan perlawanan kepada negara-negara kontra barat yang memiliki sumber daya energi di timur tengah (asosiasinya Islam). 

Perang agresi yang  dilakukan oleh invisible hand ini mampu menghipnotis dunia dengand kekuatan propaganda media sehingga membuat masyarakat kemudian terjangkiti perilaku dan kesadaran "Abai dan Lupa yang hegemonik". Ini tak terlihat tetapi mampu meracuni dunia bahwa ada kemanusiaan yang utuh dan menghargaai perbedaan tetapi butuh hidup berdampingan, kemanusiaan sejati tidak harus menghina atau mengatasnamakan kebebasan tetapi mengiris hati orang lain yang tak berdaya.

*Pemerhati Sosial - Politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar